PALEMBANG, RADAR PALEMBANG - Selama puluhan tahun warga jalan Asia lr Saleh RT 06 RW 02 Kelurahan Plaju Ulu Kecamatan Plaju Kota Palembang menghirup aroma tak sedap dari air limbah tempe karena lokasi ini dikenal dengan Kampung Pengerajin Tempe.
Sehingga bau yang tak sedap ini berasal dari produksi proses pembuangan air pencucian, perebusan dan pengeringan kacang kedelai yang diolah menjadi tempe.
Tangki penmapungan IPAL yang ditanam dalam tanah menjadikanair limbah menjadi jernih dan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair dan air kolam ikan. Selasa, 8 November 2022-radarpalembang.disway.id-
Berjalan seiringnya waktu di akhir tahun 2021, masalah yang dialami warga sekitar tercium oleh PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III, langsung bergerak cepat membangun IPAL (instalasi pengolahan air limbah) komunal kepada empat bersaudara pengrajin tempe di kawasan tersebut, perlahan aroma tak sedap itupun hilang dari kawasan tersebut.
Adapun langkah pertamina memasang solar cell di atap rumah pengrajin tempe Plaju Ulu ada 10 papan panel berkapasitas 2,2 KWp diperuntukan untuk kebutuhan pompa IPAL berkisar 68 watt dalam sehari pakai dan untuk penerangan taman IPAL Mandiri Energi.
Adapun alur pengunaan solar cell, air pencucian, perebusan, penyiraman dan pengeringan kacang kedelai dalam proses pembutan tempe, dialirkan melalui pipa pembuangan, mengalir kedalam tangki besar di tanam (dimasukan kedalam tanah dan disemen) di pekarangan rumah yang telah di siapkan dengan empat bagian proses penyaringan digunakan untuk IPAL hingga air yang dipompa keluar menjadi air jernih dengan dibantu mesin blower nantinya akan terurai di buang ke udara melalui pipa dan mesin pompa.
Adapun air limbah yang telah jernih dapat dimanfaatkan sebagaim pupuk cair untuk tanaman hidroponic dan sejenisnyan serta digunakan untuk kolam ikan. Setiap produksi tempe, mesin ini akan menyala.
Air limbah dari rumah tangga akan masuk ke saluran IPAL, dan disaring sebelum keluar ke saluran air menjadi jernih.