RADAR PALEMBANG – PT Garuda Indonesia mengambil langkah strategis untuk transformasi fundamental bisnis perseroan dengan mengembalikan pesawat Bombardier CRJ-1000.
Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, operasional perusahaan akan lebih solid dengan mengoptimalkan utilisasi armada serta penyesuaian alat produksi termasuk spesifikasi pesawat.
‘’Garuda kembalikan pesawat Bombardier CRJ-1000, merupakan bagian dari langkah optimalisasi operasional pereseroan agar semakin solid. Langkah ekspansi kinerja dengan basis kebutuhan alat produksi yang lebih terukur,” papar dia dalam keterangan resmi, Selasa (8/2/2022), sebagaimana mengutip dari investor daily.
Irfan mengungkapkan, sebelum mengembalikan Bombardier CRJ-1000, Garuda juga sudah kembalikan Armada Boeing 737 Max-8 pada 19 Juli 2022 kepada lessor Bacomm, sebuah leasing di Belanda.
Garuda saat ini juga sedang melakukan langkah-langkah restrukturisasi untuk jangka panjang terutama terkait perubahan dan perpanjangan kontrak dengan para lessor.
Irfan menyebut, restrukturisasi kontrak itu antara lain, penerapan skema power by-the-hour untuk pembayaran biaya sewa pesawat. Perseoran nantinya akan membayar sewa pesawat berdasarkan jam terbang.
Garuda Indonesia berhasil menekan biaya sewa untuk pesawat narrow body hingga di kisaran 30% dan pesawat wide body hingga di kisaran 69%.
BACA JUGA:Semester I 2022 Telkom Raup Laba Rp 72 Triliun, Sudah di Jalur yang Benar
“Saat ini, kami para Direksi Garuda Indonesia akan terus mengevaluasi rute penerbangan dan menyesuaikan dengan jenis armada dan tingkat keterisian penumpang,’’tegas Irfan.
Selanjutnya, untuk penerbangan internasional, Garuda Indonesia akan mengoptimalkan sinergi bersama dengan airline partner baik melalui skema interline maupun codeshare,” papar Irfan.
Kinerja persoran mulai menunjukkan pertumbuhan yang positif. Selanjutnya Garuda Indonesia akan menambah pengoperasian sebanyak 3 armada B737-800 NG yang sebelumnya direlokasi oleh lessor.
BACA JUGA:Dua Tersangka Mafia Tanah di Sumsel Dijerat Pasal Berlapis
Irfan menjelaskan, soal Garuda kembalikan peswat Bombardier CRJ-1000, merupakan tindak lanjut kesepakatan negosiasi bersama lessor pesawat Bombardier CRJ-1000 yakni Nordic Aviation Capital (NAC) serta Export Development Canada (EDC).
Pengembalian armada tersebut merupakan bagian dari strategi restrukturisasi armada Garuda Indonesia. Ini sejalan dengan putusan homologasi penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).
Termasuk juga dalam bagian ini, intensifikasi rencana strategis perusahaan dalam rangka percepatan pemulihan kinerja.
Pengembalian dua pesawat Bombardier CRJ-1000 dengan nomor registrasi PK-GRQ dan PK-GRN tersebut diberangkatkan pada pukul 09.00 WIB dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju MHIRJ Facility Service Centre, Tucson, Arizona, Amerika Serikat.(yui)