Afiliasi Calon Komisoner Bawaslu Sumsel dari HMI 7, GMNI 4 dan PMII 1, Irisan Partai Golkar, PDIP, PD, PKB

Rabu 27-07-2022,16:28 WIB
Reporter : zarkasih
Editor : Yurdi Yasri

RADAR PALEMBANG  – Afiliasi Calon Komisioner Bawaslu Sumsel periode 2022-2027 yang lolos 12 benar makin menarik  dikupas karena akan berdampak terhadap netralitas dalam penyelenggaraan. Integritas pemilu 2024 terancam baik proses maupun hasilnya.

Dari 12 nama calon komosioner, sangat kentara afiliasi mereka kepada partai tertentu jika terpilih dan menjadi penyelenggara Pemilu dalam level provinsi.  

Subyektivitas dalam proses mengawasi jalannya pesta demokrasi   akan   mempengaruh cara kerja para komisioner lembaga penyelenggara Pemilu baik itu KPU maupun Bawaslu. Penyelenggara Pemilu terafiliasi dengan partai politik akan membuat integritas Pemilu 2024 terancam.

Terlalu banyak para komisioner   Bawaslu yag terafiliasi   dan beriirisan dengan partai tertentu akan membayakan integritas penyelenggaraan dan hasil Pemilu 2024. Ini akan membuat masyarakat dari dini akan skeptis terhadap   proses dan hasil Pemilu 2024.

BACA JUGA:Soal Calon Komisioner Bawaslu Sumsel Tak Independen, Integritas Pemilu 2024 Dipertaruhkan

Afiliasi calon komisioner Bawaslu Sumsel dari 12 nama calon itu sangat kentara dan tidak satu pun dari pihak yang benar-benar idenpenden yang diloloskan oleh Timsel Bawaslu Sumsel.  

Representasi Himpunan Mahasiswa Islam Indonesa (HMI)   dari 12 calon komisioner Bawaslu itu   ada 7 orang. Publik tahu kemana afiliasi dan irisan HMI terhadap partai politik. Kader-kader HMI   ini, menyebar di sejumlah Parpol. Sebut saja, Golkar, Demokrat , dan sebagian kecil   di PDIP dan Gerindra.

Begitu juga dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), ada 4 wakil sebagai calon komisioner Bawaslu Sumsel.   GMNI adalah afiliasi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).   Daulunya ting teng organisasi ini adalah Megawati Soekarno Putrid an juga Taufik Kiemas.

Lalu, ada juga representasi dari kelompok Nahdatul Ulama yang berafiliasi dan beririsan kepada   Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).   Wakil dari kelompok ini   untuk calon Komisioner Bawaslu Sumsel adalah 1 orang   dari Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Cukup menarik hasil seleksi Bawaslu Sumsel kali ini dan seleksi   penyelenggaran Pemilu lainnya seperti KPU,   represetasi Muhammadiyah tidak ada sama sekali yang biasanya ada.  Demikianlah afiliasi calon komisioner Bawaslu Sumsel.

BACA JUGA:Publik Sorot 12 Nama Calon Komisioner Bawaslu Sumsel, Representasi 3 Parpol dan Ormas Tertentu

Dengan demikian, hasil tim Seleksi Bawaslu Sumsel, siapa pun yang lolos dari 12 orang nama calon itu, afiliasinya   jelas  dan terang benderang. Sulit untuk tidak mengatakan integritas Pemilu 2024 terancam.

Seyogyanya ada beberapa calon yang benar-benar tidak terafiliasi kemanapun agar bisa mengimbangi manuver   komisioner Bawaslu Sumsel saat bekerja dalam menyelenggarakan Pemilu.

Melihat dari hasil kerja dari para   Timsel Bawaslu Sumsel, mereka sedang mempertaruhkan   integritas Pemilu 2024   baik dalam proses penyelenggaraan maupun itegritas terhadap hasil Pemilu 2024.

Menyikapi kinerja Timsel Bawaslu   yang menghasilkan calon komisioner representasi dari   dari Parpol tertentu,   Dosen Unsri   Dosen Unsri Husni Tamrin   mengeluarkan pertanyaannya.

Menurutnya, dominannya afiliasi calon komisioner Bawaslu Sumsel terhadap partai politik patut disayangkan.

 Pasalnya, melahirkan pemilu   yang berintegritas sangat tergantung dari para penyelenggara   Pemilu. Jika para   penyelenggara Pemilu semuanya terafiliasi dengan parpol tertentu, dapat dipastikan sulit mencapai cita-cita Pemilu yang berintegritas.

BACA JUGA:Begini Detik-detik Peti Jenazah Brigadir J Dibuka, Mengharu Biru, Wajahnya Masih Utuh

Hanya saja, kendati sulit menyampingka subjektivitas, Husni Thamrin masih berharap    12 nama komisioner siapapun yang terpilih agar berusaha Independen, meskipun 100 persen independen tidak memungkinkan lagi.  

"Kota berharap kinerja komisioner Bawaslu dapat bekerja secara baik. Mari kita melakukan pengawasan,sehingga fungsi pengawasan dan penegakan aturan dapat secara adil dan baik tdak berpihak kepada warna apapun,"kata Husni.

Husni juga menyorot cara kerja Timsel Bawaslu, yang   tidak mengkaji dan memberikan ruang kepada figur yang tidak terafiliasi kemana-mana pun. 12 nama calon komisioner itu, sangat riskan terjadinya ketidaknetralan dalam penyelenggaraan Pemilu.

‘’Kita tidak memungkiri Bawasalu produk politik namun alangkah baiknya dalam penerimaan calon komisioner membuka ruang bagi dari umum sehingga netralitas dan independensi dapat terjaga,’’tegasnya.

BACA JUGA:Autopsi Ulang Brigadir J Jambi, Keluarga Minta Alat Vital dan Dubur Juga Diperiksa, Nah?

Selain itu, cara kerja   Timsel Bawaslu Sumsel patut menjadi sorotan. Peluang untuk bermain-main terbuka karena adanya disparitas waktu tes dengan pengumuman hasil tes.

Salah satu peserta seleksi yang namanya,   menceritakan peserta seleksi mengikui Cumputer Asisted Test (CAT) berlangsung   Senin i18 Juli yang soal-soal berjumlah 100 butir tentang kepemiluan, pancasilais dan umum. Yang digelar pada senin

Tes selanjutnya yaitu paikotes yang digelar 3 hari kemudian dengan 5 soal esai tentang administrasi kepemiluan. Hasilya baru diumumkan 5 hari kemudian yaitu pada Senin 25 Juli.

Sebelumnynya, Direktur ForDes, Drs Bagindo Togar menyorot 12 nama calon komisioner Bawaslu Sumsel 2022-2027. Menurutnya, melihat fakta dan kondisi seperti itu, pada pengawasan Pemilu 2024 mendatang, sulit mengarapkan integritas mereka dalam menjaga pesta demokrasi berjalan secara fair dan jurdil.

Para komisioner Bawaslu yang terpilih itu nantinya pasti akan menghamba kepada partai yang menjadi representasi mereka di Bawaslu.

BACA JUGA:Rebutan Paten Citayam Fashion Week, Dirjen KI Sampai Angkat Bicara, Simak Keampuhan Cuannya

 “Bagaimana kita mau berharap muatan   kualitas demokrasi dalam Pemilu serentak nanti. Para penyelenggaran Pemilu sudah dikooptasi   oleh kepentingan parpol besar saja.   Indenpendensi mereka dimana? Kaum   intelektual yang sudah terkontaminasi dengan kepentingan-kepentingan politik kalangan elitis,"ujarnya.

Bagindo Togar menduga, tidak ada satupun calon komisioner Bawaslu Sumsel yang idependen dari 12 nama yang diumumkan,   sangat kontras ada konspirasi antar pihak yang punya interes atas hasil Pileg nanti.

Untuk itu diminta, dia meminta agar Timsel dan Bawaslu Pusat   membuka secara transparan total, deskripsi penilaian atas para Calon yang lolos di 12 Besar. Bila ditemukan sarat muatan subjektifitas penilaian terkait CAT, Psikotes dan Kesehatan, sepantasnya untuk dibatalkan.

Menggapi tuduhan itu, Ketua Tim Seleksi (Timsel) calon anggota Bawaslu   Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Dr Zakaria Wahab membantah tudingan tersebut. Menurutnya, dari tes yang dilakukan terhadap calon sudah melalui proses tahapan dengan sistem Computer Assisted Test (CAT).

"Hasil tes mereka yang melalui Computer Assisted Test (CAT) dan hasil dari test psikologi itu ada yang direkomendasikan dan ada yang tidak dapat rekomendasi. Kami cuma ngitung-nguting saja berdasarkan rumus yang dikasih dan itulah hasilnya dan tidak ada intervensi dari manapun,"kata Zakaria, Kemarin (25/7).

Dari ke 12 nama yang direkomendasikan hanya 1 petahana yang masuk atas nama Iin Irwanto sedangkan ke4 nama lainnya tidak masuk dalam rekomendasi timsel. (zar)

 

Nama-Nama   12 Besar Calon Bawaslu Sumsel itu:

1.Muhammad Sarkani SH MH

2. Ardiyanto S Pd

3. Devi Yulianti SH

4. Tri Dharma Wahyudi SE

5. M Taufik   SE Msi

6. Elia Susilawati M Pd

7. Iin Irwanto ST MM

8. Kurniawan S Pd

9. Herlambang SH MH

10. Ahmad Naafi SH Mkn

11. Rohani SH

12. Nana Prana SHI MM.

 

 

 

Kategori :