"Transisi energi wajib dilakukan dengan komitmen bersama, hari ini bisa dilihat bahwa komitmen kolaborasi antar Pertamina Group sangat efektif demi mendukung mandat pemerintah dalam meningkatkan bauran energi," tutur Dannif pada kesempatan yang sama.
Melalui PLTS 2,25 MWp ini, potensi penurunan emisi yang bisa dilakukan mencapai 2.500 ton per tahun. PLTS ini ditargetkan mulai konstruksi pada Juli 2022.
"Implementasi energi terbarukan dalam lingkungan Refining & Petrochemical merupakan sebuah angin positif untuk meningkatkan daya saing & sustainability dari kilang," ujar Isnanto Nugroho.
Pertamina menargetkan penurunan emisi sebesar 30 persen pada tahun 2030, dengan meningkatkan portfolio hijau di internal Pertamina Group sebesar 17%. Salah satunya adalah melalui pemanfaatan PLTS yang menjadi unggulan untuk mewujudkan transisi energi di internal Pertamina. (dav)