Susno Duadji Bicara Penembakan Yosua di Rumah Kadiv Propam, 4 Jendral Bahas Senjata Bharada E

Minggu 17-07-2022,17:00 WIB
Editor : Yurdi Yasri

RADAR PALEMBANG –  Jendral bintang 3 asal Sumsel Susno Duadji bicara penembakan Yosua di Rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang latar belangkangnya pelecehan terhadap istri jendral.

Pada kasus penembakan Brigadir Yosua itu, Susno Duadji bersama 4 jendral bahas senjata Bharada E bersama mantan Kabareskrim Polri dan mantan petinggi Polri lainnya. Mereka   berkumpul dalam satu acara podcasti POP.

Kanal Youtube POP (Polisi Ooh Polisi)   melakukan talk show dengan judul "Tragedi di Rumah Jenderal – Kejanggalan-kejanggalan yang masih Janggal.’’

BACA JUGA:Trimedya Sorot Tewasnya Brigadir Yosua dan Pelecehan Seksual Istri Jendral Sambo; Apa Kita Ini Buta?

Dalam talk show itu Susno Duadji bicara penembakan Yosua bersama Mantan Kabareskrim Polri Komjen Purn Susno Duadji, Eks Kabareskrim Komjen Purn Ito Sumardi, Ex Kadivkum Polri, Irjen Pol Purn Aryanto Sutadi dan Eks Kadiv Humas Irjen Ronny F Sompi. 4 jendral bahas senjata Bharada E.

Susno Duadji bahas penembakan Yosua di Rumah Kadiv Propam Polri dan mempertanyakan senjata yang digunakan Bharada E untuk menghabisi nyawa Brigadir Yosua. Susno heran, seorang Bharada sudah memagang senjata api laras pendek.

Pertanyaan itu, dia sampaikan pertanyaan itu kepada Irjen Pol Purn Aryanto Sutadi soal penggunaan senjata dalam tugas keseharian seorang prajurit Polri.

Diskusi 4 jendral bahas senjata Bharada E itu, diskusi semakin membuka kotak pandora penembakan Yosua.

BACA JUGA:Anggota DPR Duga Ada Masalah Pribadi Pada Kasus Yosua, Brigadir Polisi yang Tewas di Rumah Jendral Sambo

Aryanto mengungkapkan selama ia bertugas di kepolisian, prajurit kepolisian memang diperbolehkan menggunakan senjata api dengan izin.

"Yang jadi pertanyaankan, seorang Bharada, prajurit kok menggunakan pistol, biasanyakan laras panjang, memang ada ijinnya?" terang Aryanto.

Diungkapkan Aryanto, selama menempati sejumlah jabatan di kepolisian, ia kerap kali didampingi oleh seorang ajudan yang dibekali dengan senjat api.

"Menurut penggunaan ijin, setiap anggota prajurit memang sudah dikantongi revolver, namun belakangan memang diganti dengan glock untuk ajudan ini," ungkap Aryanto yang duduk sebelah Susno Duadji.

Dirinya juga menyoroti kemampuan Bharada E dalam kasus polisi tembak polisi yang mahir menembak.

BACA JUGA:Kasus Pelecehan Istri Kadiv Propam Polri yang Tewaskan Brigadir Yosua, Dianggap Janggal, Ini Daftarnya

"Kan seorang Bharada, masak sudah mahir menembak? begitukan pernyataannya? Tapi yang saya dengar sendiri dari komandannya. Bharada E ini memang seorang penembak jitu, ya jadi pantas saja," katanya.

Ito Sumardi menilai wajar jika seorang ajudan petinggi Polri dibekali senjata apalagi dengan ancaman kejahatan yang begitu besar saat ini.

"Saya ini juga pernah menjadi ajudan ya, senjata saya dulu itu revolver, sekarang kejahatannya meningkat, jadi ancaman besar, senjata juga diganti," ujarnya.

Polisi baru mengungkap jenis pistol yang digunakan Bharada E dan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J saat insiden baku tembak tersebut.

BACA JUGA:Sosok Istri Jendral Ferdy Sambo Korban Pelecehan Brigadir Yosua, Dokter Gigi Suka Perawatan Kecantikan

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo menjelaskan, Bharada E menggunakan pistol jenis Glock 17 buatan Austria dengan magasin maksimum 17 peluru. Sementara, Brigadir J menggunakan senjata jenis HS-9 buatan Kroasia.

Dedi Prasetyo mengatakan, saat ini senjata milik Bharada E telah didalami tim Indonesia Automatic Finger Print Identification System atau Inafis Mabes Polri.

"Sudah diteliti Tim Inafis, tunggu saja hasilnya," kata Dedi Jumat 15 Juli 2022.

Meski begitu namun Dedi mengaku belum mendapatkan informasi perihal pemilik senpi yang digunakan Bharada E.

Dedi hanya menjawab belum mendapatkan informasi dari Inafis. "Belum dapat informasi-informasi. Nanti kalau sudah dapat insyaallah akan disampaikan," ujar Dedi Prasetyo.

Menurut penjelasan Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ramadhan, peristiwa baku tembak itu terjadi setelah Brigadir J keluar dari kamar istri Kadiv Propam Polri, Putri Candrawathi.

Ramadhan mengatakan Brigadir J awalnya masuk ke kamar pribadi Pak Sambo saat Putri sedang beristirahat.

Istri Irjen Ferdy Sambo sempat berteriak minta tolong. Teriakan itu membuat Brigadir J panik dan langsung keluar kamar.

Teriakan Putri menarik perhatian Bharada E yang konon berada di lantai dua rumah tersebut. Kedua polisi itu terlibat baku tembak yang menewaskan brigadir J.

 

 

Kategori :