RADAR PALEMBANG – Mantan anggota DPRD Kota Palembang Syamsul, orangtua dari Deisya Syifa Dewanti (12), salah satu kontingen lomba senam kreasi Ikatan Olahraga Senam Kreasi Indonesia (IOSKI) Tingkat Pelajar asal Sumsel (Muara Enim) dalam ajang Festival Olahraga Kreasi Nasional (Fornas) VI Sumatera Selatan 2022 yang digelar di Palembang Trade Center (PTC) Mall pada 5 Juli 2022 lalu, merasa kecewa gara-gara adanya dobel nomor peserta.
“Kami sangat antusias dan mengapresiasi kerja Ketua Umum KROMI Sumsel Ibu Hj Samantha yang didukung oleh Gubernur Sumsel Bapak H Herman Deru, namun di sisi lain kami juga merasa kecewa atas peristiwa yang terjadi pada pelaksanaan perhelatan Fornas, IOSKI yang menimpa anak kami karena kelalaian pihak panitia pelaksana, tuturnya kepada Radar Palembang saat dibincangi, Rabu (6/7).
Sebelumnya, berawal dari diikutsertakannya Deisya Syifa Dewanti dalam kompetisi yang diadakan DPD IOSKI se-Sumsel meraih juara dua, selanjutnya akan ikut serta dalam Fornas VI mewakili Sumsel (Muara Enim), tingkat pelajar perorangan dengan rekomendasi dari IOSKI Kabupaten Muara Enim. Saat pelaksanaan lomba, Deisya mendapatkan nomor urut peserta 40, akan tetapi pada saat babak penyisihan final ternyata ada nomor ganda yakni 040. Peserta protes dengan panitia tapi pihak panitia tidak menghiraukan terkesan sibuk dan berargumen sendiri.
“Sehingga di tengah perjalanan kompetisi masih berlangsung sampai pengumuman. Seharusnya panitia dan dewan juri jeli atas protes peserta tetapi mereka lebih pada tidak gubris cenderung membiarkan tidak sportif dalam kejadian ini. Dobel nomor urut peserta berarti, ada dua nomor urut ganda nomor 40 asal Sumsel 040 asal Lampung. Dengan kejadian tersebut saya protes keras kepada panitia, namun tidak digubris sama sekali oleh ketua panitia,” keluh pria yang juga seorang Dosen Fakultas Hukum di Universitas Muhammadiyah Palembang ini.
Bahkan, lanjut dia, pihaknya sudah ingin melakukan protes keras di depan semua peserta dan panitia serta dewan juri, namun dia mengurungkan niatnya agar jangan sampai terkesan masyarakat Sumsel dicap jelek, kasar dan anarkis oleh kontingen provinsi lainnya. “Takutnya saya dicap anarkis dan tidak profesional,” imbuh Syamsul yang juga notaris/PPAT di Kota Prabumulih ini.
Pihaknya lalu melakukan koordinasi dengan Ketua IOSKI Sumsel di mana kejadian ini merugikan pihak atlet Sumsel. Ia juga mengharapkan kejadian ini tidak terjadi lagi ke depannya sehingga tidak ada yang di rugikan baik secara materiil maupun immateriil.
Sementara Ketua IOSKI Kabupaten Muara Enim Rini menyesalkan kejadian yang menimpa atletnya, adanya nomor urut peserta ganda pada lomba Olahraga Senam Kreasi Tingkat Pelajar di Fornas VI. Akibat kejadian ini atlet asal Muara Enim gagal masuk babak final karena harus mengalah dengan atlet luar daerah yang bernomor sama.
Ia juga meminta kepada panitia agar bertanggung jawab atas kejadian tersebut karena hal itu sudah sangat merugikan kontingen Sumsel (Muara Enim)
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua IOSKI Sumsel, Hj Sunnah NBU, meski ia tidak bisa menghadiri lomba Fornas IOSKI di PTC Mall, dengan adanya double nomor urut peserta otomatis merugikan yang bersangkutan sebagai atlet IOSKI Sumsel.
“Saya monitor dari jauh. Kejadian ini jelas merugikan atlet IOSKI Sumsel dobel nomor urut peserta lomba ini. Harusnya Dewan Juri memberi solusi pada saat ada protes soal dobel nomor ini. Jadi cari solusi yang tepat, karena ini even nasional,” tutupnya. (hen)