Harga Pupuk Naik Gila-gilaan

Jumat 28-01-2022,10:17 WIB

RADAR PALEMBANG Kenaikan harga pupuk non subsidi sejak beberapa bulan terakhir juga sangat terasa di Kota Pagaralam yang juga dikenal sebagai sentra pertanian di Sumatera Selatan Kenaikan yang tidak biasa ini berdampak pada minat beli petani di sejumlah toko tani maupun pengecer Seperti halnya diungkapkan Jupri salah seorang pemilik Toko Imam Tani di kawasan Pasar Terminal Kota Pagaralam kenaikan harga jual berbagai jenis pupuk non subsidi mencapai 50 persen dari harga biasa Jupri merincikan jika sebelumnya harga urea hanya Rp 5 000 per Kg sekarang seharga Rp 11 000 sementara satu karungnya dengan berat 50 Kg seharga Rp 280 000 kini menjadi Rp 530 000 Untuk pupuk jenis NPK Mutiara sebelumnya seharga Rp10 000 per Kg kini menjadi Rp 13 000 sementara harga satu sak yang sebelumnya Rp 425 000 kini menjadi Rp 630 000 Sedangkan pupuk KCL yang sebelumnya seharga Rp 7 000 kini menjadi Rp 12 000 per Kg dan harga satu saknya dari Rp 300 000 kini menjadi Rp 580 000 Kemudian pupuk merek TSP sebelumnya seharga Rp 6 000 kini menjadi Rp 10 000 per Kg dan untuk satu saknya sebelumnya Rp 300 000 kini mencapai Rp 430 000 Kenaikan ini sudah terjadi kurang lebih 3 4 bulan terakhir dan kita tidak tahu penyebabnya ungkap dia Ditambahkan Jupri dengan kenaikan ini otomatis tingkat penjualan atau daya beli petani ikut berkurang karena petani lebih irit atau hanya beli dengan jumlah yang sedikit Ya mungkin petani terutama petani sayur tidak mau rugi dengan modal yang dikeluarkan Karena harga sayur kadang mengalami naik turun jadi mereka pun beli seperlunya saja ucapnya Menyikapi kondisi demikian Kasi Ketersediaan Pupuk dan Pestisida Dinas Pertanian Kota Pagaralam Juviter mengungkapkan pihaknya tak menampik ada kenaikan yang cukup signifikan terhadap harga jual pupuk non subsidi di tingkat pengecer yang menurutnya berdasarkan informasi di lapangan disebabkan bahan baku impor juga naik Namun meskipun harganya naik tidak ada kelangkaan terhadap barang pupuk itu sendiri karena mereka penjual pun juga tidak mau rugi hanya saja tingkat pembeliannya yang berkurang katanya Ia mengatakan hingga saat ini hampir tidak ada gejolak akibat kenaikan harga pupuk non subsidi seperti barangnya yang tidak ada atau para petani sampai berburu pupuk non subsidi Namun kalau berkurangnya minta beli itu adalah hal yang wajar karena harganya yang mahal tersebut terang Juviter Juviter menyebut meskipun Pagaralam merupakan sentra pertanian dan kebanyakan juga yang bergantung dengan tanaman sayuran namun secara kultur tanah belum terlalu bergantung dengan pupuk untuk menyuburkan tanaman Dan sebagai solusi kata dia pemerintah lebih mengarahkan petani untuk menggunakan pupuk organik atau pupuk subsidi Namun untuk mendapatkan pupuk subsidi juga tidaklah mudah karena harus ada kelompok terlebih dulu yang nantinya ada semacam pengajuan untuk penggunaan pupuk subsidi Jadi tidak sembarangan juga bisa mendapatkan pupuk subsidi tersebut pungkasnya edi nbsp nbsp

Tags :
Kategori :

Terkait