Keistimewaan dan Makna 10 Muharam dalam Islam, Ibu-ibu Pengajian Masjid Jamik Karya Bakti Berikan Santunan
Keistimewaan dan Makna 10 Muharam dalam Islam.--ilustrasi
PALEMBANG, RADARPALEMBANG.ID - Tahun ini, tanggal 10 Muharam 1447 Hijriah jatuh pada Minggu 6 Juli 2025, merujuk pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 dari Ditjen Bimas Islam Kemenag RI.
10 Muharam kerap diperingati dengan tradisi menyantuni anak yatim (dikenal sebagai "Lebaran Anak Yatim" atau "Idul Yatama") dan membuat bubur Asyura secara gotong royong. Beberapa daerah juga menggelar doa bersama, pengajian dan pawai budaya.
Salah satunya seperti kegiatan yang digelar oleh ibu-ibu pengajian Masjid Jamik Karya Bakti siang ini yang memberikan santunan kepada 20 orang anak yatim dan piatu yang berdomisili di seputaran masjid tersebut.
Santunan berupa paket sembako dan uang masing-masing sebesar Rp500.000 kepada anak-anak itu berlangsung di Masjid Jamik Karya Bakti di daerah Jalan Letnan Simanjutak RT 19 Kelurahan Pahlawan.
Menurut penjelasan dari Syaikh Abdul Qadir al-Jilani dalam kitab Al-Ghunyah, seperti dilansir situs resmi Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, terdapat beberapa pandangan ulama terkait makna 10 Muharam dan keistimewaan Hari Asyura.
Pertama, kata Asyura berasal dari bahasa Arab 'asyarah (عَشَرَ) yang artinya "menjadi yang kesepuluh; mengambil sepersepuluh harta", yang dimaksud adalah hari ke-10 dalam bulan Muharam.
Kedua, tanggal 10 Muharam disebut Hari Asyura karena terdapat sepuluh keistimewaan yang diberikan Allah kepada umat Nabi Muhammad SAW.
Ketiga, ada pula pendapat yang menyebut, 10 Muharam menjadi istimewa karena pada hari itu Allah memberikan karunia kepada sepuluh Nabi, antara lain:
1. Allah menerima pertobatan Nabi Adam AS
2. Nabi Idris AS diangkat ke langit oleh Allah
3. Kapal Nabi Nuh AS berlabuh dengan selamat di Gunung Judi
4. Nabi Ibrahim AS diselamatkan dari kobaran api oleh kuasa Allah
Sumber:


