Predatory Pricing, Dominasi Produk Impor Menjadi Tantangan dalam Persaingan Pasar Indonesia
Dominasi produk impor yang terjadi di Indonesia belakang ini sangat membuat persaingan pasar menjadi tidak sehat--
PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Dominasi produk impor yang terjadi di Indonesia belakang ini sangat membuat persaingan pasar menjadi tidak sehat.
Produk impor akhir-akhir ini begitu mendominasi pasar Indonesia ditambah semakin banyaknya platform online buatan asing yang juga terus menyokong penjualan produk impor tersebut.
Pada dasarnya sebagai pedagang memiliki kebebasan untuk menjual barang dengan harga berap pun selama memenuhi aturan yang berlaku di tempat berjualan.
Tetapi ketika ada satu pihak yang bisa memproduksi barang dengan biaya murah ditambah dengan subsidi tertentu biasanya mereka menjual dengan harga jauh lebih murah dibanding harga pasar maka akan ada indikasi terjadinya predatory pricing.
Predatory pricing merupakan saat pelaku usaha dengan sengaja menjual produk atau jasanya dengan harga sangat murah dengan niat untuk mendominasi pasar dan mematikan semua pesaing usaha lain.
Predatory pricing ini bisa dengan margin untung yang sangat tipis atau bahkan hingga jual rugi dengan bantuan subsidi dari pihak tertentu.
Perspektif konsumen pastinya akan menyukai dengan barang yang murah apalagi jika kualitas barangnya bisa bersaing dengan yang harganya lebih mahal.
Namun dari perspektif lebih luas jika barang-barang yang dijual terlalu murah maka akan memberikan dampak ekonomi bukan hanya kepada pembeli yang bisa membeli barang dengan harga yang lebih murah.
Tetapi untuk para produsen, pelaku usaha dan para pedagang tentunya hal seperti ini akan membuat mereka rugi jika harga pasaran produk jatuh terlalu murah dan efeknya berkepanjangan akan dapat menurunkan harga standar.
BACA JUGA:Jalan Sehat BMPD Sumsel 2023, BMPD Sumsel Dorong Akselerasi Digitalisasi Pembayaran Melalui QRIS
Yang membuat persaingan pasar hanya tersisa satu pihak saja yang memonopoli perdagangan dan ketika terjadi monopoli pasar atau hanya tersisa satu pelaku usaha dalam sebuah industri maka dia akan bebas mengandalkan harga untuk dinaikan karena tidak lagi adanya pesaing.
Hal seperti ini sering terjadi dalam persaingan perdagangan khususnya persaingan usaha skala besar dengan industri besar.
Tetapi yang menjadi masalah adalah ketika praktik tersebut digunakan untuk menguasai pangsa pasar skala kecil dan menengah.
Sumber: